Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 28 Agustus 2011

robiatul adawiyah


Shalatlah kamu jika tidak kau akan masuk neraka dan neraka itu adalah api yang menyala-nyala dan siksaan yang pedih, maka taatilah perintah Allah kelak kau akan dimasukan kedalam surga yang didalamnya ada air mengalir dan kebahagiaan abadi akan menertaimu. begitulah kalimat yang  kita dengar kebanyakan disektar kita. kalau ditilik dari kalimat diatas maka  kita akan mendapatkan kesan bahwa orang melaksanakan perintah itu karena “takut” bukan karena cinta. jadi orang yang melaksanaknya pun karena terpaksa dan orang yang terpaksa biasanya melakukan sesuatu tidak dengan sepenuh hati dan pasti tidak sungguh-sungguh.

mengapa kita tidak mengajarkan untuk melakukan sesuatu karena cinta, seperti contohnya seorang sufi wanita yang terkenal Rabiatul Adawiyah yang terkenal kisahnya dia berlari membawa obor dan bejana berisi air lalu salah seorang sahabat bertanya “ya kekasih Allah apakah yang hendak kau lakukan, dan apakah yang ada dikedua tanganmu itu”, lalu Rabiatul Adawiyah semoga Allah meninggikan derajatnya disisiNya, “aku membawa bejana berisi Air dan Obor”, lalu sahabat tertegun dan bingung dengan apa yang dibawa sang Sufi tersebut seraya bertanya”Wahai Rabiatul Adawiyah  hendak kau apakankah kedua benda tersebut” lalu sang sufi itu menjawab”ketahuilah wahai sahabatku aku membawa bejana berisi air aku ingin memadamkan neraka, supaya tidak adalagi orang yang beribadah karena takut dengan ap neraka sehingga orang beribadah karena cinta bukan karena takut, dan aku membawa api obor ini aku ingin membakar surga supaya tidak ada lagi orang yang beribadah karena ingin mendapatkan hadiah yaitu surga, aku ingin orang beribadah karena cinta bukan karena ingin mendapatkan sesuatu.

begitulah keagungan cinta seorang Sufi wanita yang begitu mencintai Allah SWT azza wajalla Sang Kholik yang menjadi cinta sejatinya. dan dalam suatu kisahnya juga ketika para sahabat kasihan melihat sang Sufi hidup seorang diri lalu para sahabat bersepakat untuk memperkenalkan salah seoran Ulama yang terkenal waktu itu yang bernama Hasan Basri (maaf kalau namanya salah mohon dikoreksi karena saya pernah membaca tapi saya lupa namanya) yaitu orang yang sangat Sholeh,Alim dan tampan dan Akhlaknyapun sangat baik, dan ketika Ulama tersebut hendak meminang sang Sufi itu menjawab ya tuanku engkau adalah laki2 terbaik dinegerimu akhlakmu adalah al-Quran dan budi pekertimu adalah seperti para nabi ,wanita mana yang tidak terpikat oleh kesholehanmu,kepandaian dan ketampananmu andai saja aku tidak mempunyai kekasih pasti aku akan menerima pinanganmu tapi aku takut ada cinta yang lain dihatiku selain cintaNYa. para sahabat bingung dan saling menoleh karena mereka bingung ketika sang Sufi itu menjawab bahwa dia sudah mempunyai kekasih , padahal seperti mereka tahu semua bahwa Rabiatul Adawiyah adalah seorang ahli ibadah dan mereka tidak pernah melihat sang sufi itu mempunyai seorang kekasih karena yang dikerjakannya hanya ibadah dan ibadah. lalu salah seorang sahabat bertanya”ya Rabiah apakah benar engkau telah mempunyai kekasih, bukankah selama ini kami melihat tidak ada yang engkau lakukan kecuali ibadah dan kami tak pernah melihat atau bahkan mendengar siapa kekasih mu itu”. lalu rabiah menjawab kekasihku adal Allah yang maha perkasa,yang maha gahah, tiada sesuatupun menyerupainya, aku taku menduakanNya, aku takut hatiku terbelah selain untukNya, aku takut tidak dapat membahagiakan orang yang menjadi kekasihku bila aku menerima pinangannya. karena cintaku hanya milikNya.

Begitulah sepenggal kehidupan seoran sufi wanita yang rela melajang sampai akhir khayatnya karena cinta sejatinya kepada Rabbnya, marilah mulai saat ini kita melakukan sesuatu karena cinta bukan karena takut atau pamrih, sehingga yang kita lakukan adalah sebuah ketulusan dan keikhlasan untuk sang Kholik, mohon maaf kalau cerita tidak seperti yang sebenarnya atau salah dalam penyebutan nama tokohnya, mohon dikoreksi ,karena saya cuma mengingat sedikit buku yang saya baca dan saya sedang belajar untuk menulis, mohon masukan dan komentar dan tanggapananya untuk membangun. wassalam

sumber : kompasiana.com

0 komentar: