Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 15 November 2011

arek rekesan








Sabtu, 03 September 2011

P3GI


P3GI didirikan pada tanggal 9 Juli 1887 dengan nama “Het Proefstation Oost Java”. Ada dua hal yang melatarbelakangi berdirinya P3GI pada saat itu yakni:
  1. Menanggulangi serangan penyakit “Sereh” yang menghebat melanda hampir seluruh tanaman tebu di dunia.
  2. Mengimbangi dan memenangkan persaingan/ancaman gula bit khususnya dari Eropa
Dari dua permasalahan tersebut ternyata P3GI mampu mengendalikan dengan dirakitnya varietas unggul tahan penyakit Sereh yakni varietas POJ 2878. Sejak berdirinya P3GI hasil varietas rakitan P3GI diberi initial POJ = Proefstation Oost Java, dan sejak tahun 1957 diberi initial PS = Pasuruan.
Secara kronologis garis besar perjalanan sejarah P3GI adalah sebagai berikut:
  • Tahun 1885 “Het Preofstation Midden Java” untuk pertama kali didirikan di Semarang.
  • Tahun 1886 menyusul “Proefstation voor Suikerrient in West Java” didirikan di Kagok.
  • Tahun 1887 “Proefstation Oost Java” didirikan di Pasuruan, dikenal dengan nama POJ
  • Tahun 1893 Proefstation di Semarang ditutup.
  • Tahun 1990 Proefstation di Kagok dipindahkan ke Pekalongan dan akhrinya ke Semarang.
  • Tahun 1905 Proefstation di Semarang dan POJ Pasuruan secara Organisatoris menjadi satu dan pada tahun 1925 secara fisik organisatoris menjadi satu di Pasuruan.
  • 1942-1945 POJ dikuasai oleh Pemerintah Jepang.
  • Tahun 1945 Komite Nasional Indonesia mengambil alih POJ dari Pemerintah Jepang.
  • Tahun 1947 pekerjaan rehabilitasi POJ dilakukan oleh Pemerintah Belanda.
  • Dengan SK Mentan No. 229/Um/57 tanggal 10 Desember 1957 yang diperbaharui dengan SK Mentan No. 49/Um/57 tanggal 17 April 1958 POJ diambil alih Pemerintah Indonesia, dengan nama Balai Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G).
  • Status Balai tersebut oleh “Dewan Pembina” sekarang dikembalikan seperti sebelum perang, yaitu suatu Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunan Gula yang diurus dan dibiyayai oleh perindustrian gula sendiri.
  • Tahun 1963 BP3G pengurusannya diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Negara (BPU-PPN Gula) Jakarta.
  • Dengan SK Mentan No. 344/Kpts/Um/12/1968 Menteri Pertanian membentuk “Dewan Pembina BP3G” yang diserahi tugas mengurus BP3G.
  • Tahun 1977-1978 diadakan diadakan rehabilitasi gedung BP3G yang penggunaannya diresmikan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia Prof. Ir. Soedarsono Hadisapoetro pada tanggal 23 September 1978.
  • Dengan SK Mentan No. 136/Kpts/OP/3/1978 diadakan perubahan susunan keanggotaan Dewan Pembina BP3G.
  • Tahun 1986 dengan Akte Notaris telah dibentuk Asosiasi BP3G.
  • Tanggal 11 Mei 1987 rapat Dewan Pembina mengubah nama BP3G menjadi P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).
  • Tanggal 9 Juli 1987 P3GI merayakan hari jadinya ke 100 tahun, dan bertepatan dengan Peringatan Hari Jadi tersebut dilaksanakan Konferensi Gula Internasional ISSCT (International Sugar Society Conference Technology) yang dilaksanakan di Indonesia.
Dalam kiprahnya P3GI merupakan lembaga yang mengabdi pada industri gula, secara consern berpedoman pada Tri Dharma-nya yakni: Penelitian, Pelayanan, dan Pengembangan:
  • Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan produksi gula maupun pemanis lainnya.
  • Menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada klient (pengguna jasa) P3GI.
  • Memberikan bantuan teknis dan teknologi pada klientnya.
Berdasar pada Tri Dharma tersebut P3GI diharapkan dapat berfungsi sebagai inovator dan merupakan ujung tombak pembangunan dan dapat:
  • Menjadi pelopor pembaharuan dalam rekayasa dan merakit teknologi baru.
  • Mengantisipasi masalah masa depan serta mencari jalan keluar pemecahannya.
  • Tanggap terhadap tantangan yang timbul sehubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
  • Membantu dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan para pengguna jasa P3GI.

janji iblis

            Kita tentu ingat,ketika iblis diperintahkan oleh allah swt untuk bersujud kepada Adam as, dengan sombongnya ia menolak.
Lalu Allah berkata kepadanya,'"Keluarlah dari surga! kamu itu makhluk yang terkutuk. Kutukan-Ku atasmu berlaku sampai Hari pembalasan."(QS.Shad (38):77-78).
Setelah itu iblis benar-benar menjadi makhluk pembangkang yang terkutuk.
            Iblis telah berani kepada Allah dengan mengatakan,"Engkau telah mencipta seorang makhluk yang lebih rendah dariku,
Tetapi dia justru Engkau muliakan.Dia akan menentang-Mu,membuat kerusakan di muka bumi,dan menumpahkan darah.Engkau
Telah menghinaku dihadapannya,padahal dia belum pernah menyembah-Mu.Sementara aku telah menyembah-Mu dalam bentuk yang tidak bisa digambarkan oleh siapapun.Mengapa bisa demikian?"(Dalam sebuah riwayat,Iblis telah menyembah Allah selama ratusan ribu tahun sebelum manusia diciptakan).
            Protes Iblis itu lalu dijawab oleh firman Allah,"Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS.AL-Baqarah:30).Lalu Iblis mengajukan permintaan kepada Allah agar dapat menggoda manusia sampai akhir zaman.Iblis pun diberi kesempatan untuk hidup sampai akhir zaman.(lihat QS.Shad:79-81).
            Janji Iblis kepada Allah bahwa ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan anak manusia selamanya.Dan demi mewujudkan keinginannya itu,Iblis diberikan usia yang sangat panjang,serta kesempatan untuk berkembang biak dengan cepat.Iblis melahirkan anak,setiap manusia melahirkan anak.Tetapi tidak demikian halnya jika manusia ada yang mati,maka Iblis dan keturunannya akan hidup sampai hari kiamat.Bisa dibayangkan,sudah berapa kali lipat jumlahnya dari jumlah manusia yang ada sekarang.
            Sebagai manusia kita patut khawatir dengan perkiraan banyaknya jumlah Iblis saat ini.Jangan-jangan kita tidak akan mampu menghindar dari godaannya.Untungnya,Allah Maha Pemurah,Dia memberikan banyak keringanan kepada kita. Allah tidak mengutuk kita seperti Iblis,padahal sujud kita kapada-Nya hanya baru sedikit saja (dibandingkan dengan Iblis).
            Dosa-dosa kita sebanyak apapun dapat diampuni asalkan kita tidak menyekutui-Nya dengan sesuatu apapun,dan bertaubat dengan sungguh-sungguh,bukan taubat yang main-main.
            Iblis dibekali o
leh Allah untuk menggoda kita melalui harta,kedudukan,wanita dan hal-hal lain yang membuat kita menjadi serakah dan melupakan Allah.Namun Allah juga membekali kita dengan kasih sayang-Nya.Diberi-Nya kita akal,agar dapat berpikir mencari kebenaran.Kemudian diutus-Nya kepada kita para rasul yang membawa ajaran kebaikan.

            Karena itu,jika saat ini kita menyaksikan diri kita atau saudara-saudara kita tengah terjerembab dalam keserakahan,mengkorupsi uang Negara,menggunduli hutan alam yang berakibat bencana,memuja kemaksiatan dan berfoya-foya diatas penderitaan saudara yang lain,barangkali Iblis sedang membuktikan janjinya.Tidak ada cara lain untuk melawan tipu daya Iblis itu,kecuali bertaubat dan kembali kepada risalah Rasulullah saw yang benar.
            Semoga Allah tidak mengutuk kita seperti Iblis.

Tambahan :The Sixth Sense atau indera keenam,adalah kemampuan dalam merasakan dan melihat obyek gaib yang tidak dimiliki oleh setiap orang.Beberapa orang yang indera keenamnya sangat sensitive bahkan mengaku bisa meramal dan 'hilir mudik' melewati batas alam fana dan alam gaib. Yang menarik, banyak paranormal yang mengaku indera keenamnya sudah 'bawaan' dari lahir atau ke-turunan, bukan hasil dari menuntut ilmu kebatinan.Namun tidak sedikit ulama yang menyatakan bahwa indera keenam adalah kekuatan yang diberikan jin/iblis untuk menyesatkan manusia.Benarkah demikian?Benarkah Tuhan tidak pernah menurunkan indera  keenam kecuali kepada Rasul dan Nabi? Wallahu Alam Bi shawab.... 

Minggu, 28 Agustus 2011

robiatul adawiyah


Shalatlah kamu jika tidak kau akan masuk neraka dan neraka itu adalah api yang menyala-nyala dan siksaan yang pedih, maka taatilah perintah Allah kelak kau akan dimasukan kedalam surga yang didalamnya ada air mengalir dan kebahagiaan abadi akan menertaimu. begitulah kalimat yang  kita dengar kebanyakan disektar kita. kalau ditilik dari kalimat diatas maka  kita akan mendapatkan kesan bahwa orang melaksanakan perintah itu karena “takut” bukan karena cinta. jadi orang yang melaksanaknya pun karena terpaksa dan orang yang terpaksa biasanya melakukan sesuatu tidak dengan sepenuh hati dan pasti tidak sungguh-sungguh.

mengapa kita tidak mengajarkan untuk melakukan sesuatu karena cinta, seperti contohnya seorang sufi wanita yang terkenal Rabiatul Adawiyah yang terkenal kisahnya dia berlari membawa obor dan bejana berisi air lalu salah seorang sahabat bertanya “ya kekasih Allah apakah yang hendak kau lakukan, dan apakah yang ada dikedua tanganmu itu”, lalu Rabiatul Adawiyah semoga Allah meninggikan derajatnya disisiNya, “aku membawa bejana berisi Air dan Obor”, lalu sahabat tertegun dan bingung dengan apa yang dibawa sang Sufi tersebut seraya bertanya”Wahai Rabiatul Adawiyah  hendak kau apakankah kedua benda tersebut” lalu sang sufi itu menjawab”ketahuilah wahai sahabatku aku membawa bejana berisi air aku ingin memadamkan neraka, supaya tidak adalagi orang yang beribadah karena takut dengan ap neraka sehingga orang beribadah karena cinta bukan karena takut, dan aku membawa api obor ini aku ingin membakar surga supaya tidak ada lagi orang yang beribadah karena ingin mendapatkan hadiah yaitu surga, aku ingin orang beribadah karena cinta bukan karena ingin mendapatkan sesuatu.

begitulah keagungan cinta seorang Sufi wanita yang begitu mencintai Allah SWT azza wajalla Sang Kholik yang menjadi cinta sejatinya. dan dalam suatu kisahnya juga ketika para sahabat kasihan melihat sang Sufi hidup seorang diri lalu para sahabat bersepakat untuk memperkenalkan salah seoran Ulama yang terkenal waktu itu yang bernama Hasan Basri (maaf kalau namanya salah mohon dikoreksi karena saya pernah membaca tapi saya lupa namanya) yaitu orang yang sangat Sholeh,Alim dan tampan dan Akhlaknyapun sangat baik, dan ketika Ulama tersebut hendak meminang sang Sufi itu menjawab ya tuanku engkau adalah laki2 terbaik dinegerimu akhlakmu adalah al-Quran dan budi pekertimu adalah seperti para nabi ,wanita mana yang tidak terpikat oleh kesholehanmu,kepandaian dan ketampananmu andai saja aku tidak mempunyai kekasih pasti aku akan menerima pinanganmu tapi aku takut ada cinta yang lain dihatiku selain cintaNYa. para sahabat bingung dan saling menoleh karena mereka bingung ketika sang Sufi itu menjawab bahwa dia sudah mempunyai kekasih , padahal seperti mereka tahu semua bahwa Rabiatul Adawiyah adalah seorang ahli ibadah dan mereka tidak pernah melihat sang sufi itu mempunyai seorang kekasih karena yang dikerjakannya hanya ibadah dan ibadah. lalu salah seorang sahabat bertanya”ya Rabiah apakah benar engkau telah mempunyai kekasih, bukankah selama ini kami melihat tidak ada yang engkau lakukan kecuali ibadah dan kami tak pernah melihat atau bahkan mendengar siapa kekasih mu itu”. lalu rabiah menjawab kekasihku adal Allah yang maha perkasa,yang maha gahah, tiada sesuatupun menyerupainya, aku taku menduakanNya, aku takut hatiku terbelah selain untukNya, aku takut tidak dapat membahagiakan orang yang menjadi kekasihku bila aku menerima pinangannya. karena cintaku hanya milikNya.

Begitulah sepenggal kehidupan seoran sufi wanita yang rela melajang sampai akhir khayatnya karena cinta sejatinya kepada Rabbnya, marilah mulai saat ini kita melakukan sesuatu karena cinta bukan karena takut atau pamrih, sehingga yang kita lakukan adalah sebuah ketulusan dan keikhlasan untuk sang Kholik, mohon maaf kalau cerita tidak seperti yang sebenarnya atau salah dalam penyebutan nama tokohnya, mohon dikoreksi ,karena saya cuma mengingat sedikit buku yang saya baca dan saya sedang belajar untuk menulis, mohon masukan dan komentar dan tanggapananya untuk membangun. wassalam

sumber : kompasiana.com

Sabtu, 27 Agustus 2011

kisa abu lahab

Kisah Abu Lahab tercantum dalam Al Qur’an surat Al Lahab (surat ke 111) ayat satu sampai dengan ayat lima
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
111.1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa .

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
111.2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

سَيَصْلَى نَاراً ذَاتَ لَهَبٍ
111.3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
111.4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar .

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ
111.5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.


Dalam surat Al-Lahab ini menceritakan Bahwa Abu Lahab dan isterinya menentang Rasulullah SAW. Keduanya akan celaka dan masuk neraka. Harta Abu Lahab tak berguna untuk keselamatannya demikian pula segala usaha-usahanya.

Abu Lahab adalah keturunan dari suku Quraisy yang memusuhi, menentang dan menghalang-halangi perjuanagn dakwah Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Islam di Makah. Abu Lahab selalu menghasud para pengikut Nabi Muahammad SAW

supaya tidak mengikuti ajaran Nabi. Ia berusaha sedemikian rupa dalam menghalang-halangi dakwah nabi, ia berupaya merendahkan agama Islam.

Pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke Bukit Shafa sambil berseru: “Mari berkumpul pada pagi hari ini!” Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah SAW bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besuk pagi atau petang, apakah kalian percaya kepadaku?”
Kaum Quraisy menjawab: “Pasti kami percaya.” Rasulullah SAW bersabda: “Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsyat akan datang.” Berkatalah Abu Lahab: Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?”. 

Istri Abu Lahab juga mengikuti jejak Abu Lahab yaitu menghalang-halangi Islam dengan menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Rasulullah SAW. Abu Lahab dengan perlakuannya seperi itu amatlah rugi dan sangat celaka, amalnya sa-sia, usahanya untuk menghalang-halangi Islam percuma, harta, pangkat, kedudukan yang dibanggakan Abu Lahab tidak berarti apa-apa. Abu lahab kelak akan disiksa dengan api neraka yang sangat panas. 

 

Kamis, 25 Agustus 2011

cari jodoh menerut islam

Saudara kaum muslimin terutama kaum pemuda yang saya cinta, apabila seseorang akan menbangun rumah tentu saja kita akan mengadakan beberapa pilihan mulai dari lokasi sampai rumah, bahan kualitas sampai dengan wujud dan bentuk rumah yang akan menanungi kehidupan, untuk membangun rumah saja kita mengadakan banyak pilihan, apalagi kalau kita akan membangun  sebuah rumah tangga yang kita harapkan tidak akan menaungi hidup didunia saja ini tetapi juga untuk kepentingan cucu kita nanti dan sampai di akhirat nanti. dalam postingan saya kali ini akan coba menjelaskan bagaimana mencari jodoh menurut islam. dalam al qur'an Allah menjelaskan,


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita" (ali imron 14)

menurut Nabi nikahilah seseorang karena rupanya, karena hartanya, karena keturunan, karena agamanya. ada 4 motif utama di sini. janganlah engkau nikahi seorang gadis karena rupanya sebab rupa bisa mendatangkan ketidak setian, memamg kalu kita punya istri cantik itu simalakamu kalu tidak didasari iman, kalau kita pergi kerja kita takut sang istri ngompreng, selingkuh, itu simalakama, janganlah kau nikahi seorang gadis karena hartanya apa bila kau tidak bisa memimpin istri karena harta akan menyebabkan kesombongan, janganlah namun yang palin utama dalam mencari jodoh pilihlah pendamping hidup itu karena iman dan ketakwaanya kepada allah, sebab itu yang akan membawa kita kedalam kehidupan yang sakinah mawadah warohma meskipun kita hidup dalam kemiskinan kita masih bisa merasakan yang namanya kenikmatan keindahan dalam rumah tangga, berbeda dengan kita apabila menikah tidak dengan dihiasi iman melainkan hawa nafsu sebagai tolak ukur kita menikah, mungkin itu hanya akan menyebabkan perpisahan, ketidaksetian, timbul kebosanan, jadi kesimpulannya adalah nikahilah seorang gadis bukan hanya karena rupanya, hartanya, keturunanya melainkan nikahilah seorang gadis juga karena iman dan ketakwaanya,  
 

Rabu, 24 Agustus 2011

syahwat terhadap wanita

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita" (ali imron 14)

              dihiasinya manusia dengan perhiasan yaitu hawa nafsu, manusia tidak punyu hafsu sama dengan tidak berhias (monoton). tentu kita harus tahu kapan hawa nafsu ini kita pakai, dimana hawa nafsu kita turutkan, kepada siapa hawa nafsu ini kita turutkan, inilah hebatnya kelebihan manusia dibanding mahluk allah yang lain, kalau kita banding - bandingkan manusia, hewan, malaikat. malaikat diberi otak tidak diberi nafsu jadi kalu malaikat tidak pernah salah wajar, (jibil nggak pernah korupsi ayat, malaikta maut tidak pernah salah adreas mencabut nyawa orang yang belum waktunya mati) itu wajar. binatang. binatang diberi diberi otak tapi tidak diberi akal jadi kalau hewan tiap hari salah itu wajar (ayam kalau sudah datang syahwatnyat nggak perlu liat kanan kiri ada orang, kuda keliling kota nggak pakai celana santai saja) itu wajar, sedangkan manusia diberi otak, akal, nafsu ketika nafsu yang menang kita lebih rendah dari, ketikan akal yang menang kita lebih tinggi dari malaikat terus terjadi.,.,

              memang wanita itu indah tapi keindahan itu hanya bersifat sementara, tidak sedikit wanita dalam kelemahanya menenggelamkan keimanan seseorang contoh seorang pegawai pajak yang jujur, jabatan tinggi bisa jadi koruptor ulung, itu karena didorong dorong sama sang istri,,sang istri tidak sabar melihat persaingan hidup yang semakin menjadi jadi ini,,,  tak sabar melihat tetangganya hidup dengan serba kecukupan, pak liat tu tetangga kita gelangnya kayak pelek becak masak bapak pegawai tidak bisa belikan macam itu  "kata bapak ya bagaimana gaji saya cuman segitu,, "kata sang istri, bapak kan pegawai apa kek sabet dulu yang penting bapak bisa belikan aku seperti itulah.,,iya memang al qur'an telah mengajarkan kita apabila mencari jodoh carilah karena rupanya, hartanya, keturunanya, dan yang paling yaitu keimanannya. mencari jodoh kalau kita hanya fokus terhadap yang pertama kita sudah  salah besar, hanya memandang rupanya yang elok, denok, geboy, seksi toh wajah elok yang elok bisa dibikin dengan operasi plastik istilah sekarang hidung yang pesek bisa dibikin mancung, kuping yang kelebaran bisa dibikin sedeng.,., jadi pilihlah wanita itu karena rupanya yang cantik agar supaya enak dipandang tidak menimbulkan kebosanan tapi janganlah dengan wajah yang elok kau jadikan patokan dalam mencari jodoh, carilah jodoh dengan nilai keimanan itulah yang akan mendatangkan kebahagian bisa saling menjaga kesetian satu sama lain♥



      

Selasa, 23 Agustus 2011

Bersyukur

sebenarnya apabila hidup yang sebentar ini kita nikmati dengan bersyukur semua akan terasa nikmat, orang orang yang beruntung didunia ini bukanlah orang - orang yang berharta banyak, tahta tinggi, gelar dan yang lainya melainkan orang yang diberi nikmat kemudian ia bersyukur, orang yang diberi ujian oleh allah bersabar itulah sebenarnya orang yang sangat beruntung hidup didunia karena kesyukuran dan kesabaran itulah yang membuat seseorang lebi dekat dengan sang penciptah (Allah). ilmu, kekayaan, harta, kekuasaan, tahta belum tentu akan membawa kita menjadi orang bahagia, tidak sedikit orang yang masuk neraka karena ilmunya, tidak sedikit orang masuk neraka karena kekayaan dan hartanya, tidak sedikit orang masuk neraka karena tahtanya, beda dengan orang yang bersyukur terima apa adanya, bersabar. semakin ia bersykur maka allah akan nemanambah kenikmatan itu, kenikmatan disini ukan hanya dengan uang, kekayaan bisa juga jadi berupa anak yang sholeh, istri yang cantik dan sholeha, seperti yang telah di firmankan oleh allah

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ   

sesungguhnya apabila kamu bersyukur maka akan kutambah nikmatmu dan apabila 
kamu tidak bersyukur (mengingkarinya) maka sesungguhnya azabku sangatlah pedih

firman allah yang satu ini mungkin tidak asing di telingah kita namu masih banyak orang yang masih belum mengetahui makna sebenarnya firman allah yang tertuang di dalam surah ibrahim ayat 7, agar anda lebih mengetahui maknanya lebih jelas saya punya cerita tentang yang saya ambil dari lembaga dakwa islam indonesia..mari kita baca cerita ini agar lebih antap lagi ilmu kita tentang bersyukur kepada allah

Tidak lama kemudian Nasrudin kembali pergi beberapa waktu lamanya untuk keperluan yang lain. Ketika ia kembali, istrinya menyambutnya dengan gembira juga. Namun kali ini tidak ada keju yang dihidangkan. Teringat akan memori yang dulu, dia pun bertanya, "Adakah keju untukku?"
"Tidak ada lagi," kata istrinya.
"Ahamdulillah, tidak apa-apa. Lagipula keju itu tidak baik bagi kesehatan gigi”, kata Nasrudin.
"Jadi mana yang benar ?" kata istri Nasrudin bertanya-tanya, "Keju itu baik untuk perut atau tidak baik untuk gigi ?"
"Itu tergantung," sambut Nasrudin, "Tergantung apakah kejunya ada atau tidak dan bagaimana kita mensyukuri setiap keadaan yang kita jumpai."

Kisah ini semoga bisa menjadikan inspirasi buat kita untuk memiliki mentalitas syukur yang pol. Aras syukur yang tinggi. Paradigma syukur dan kesadaran syukur setiap waktu. Apapun keadaan yang kita jumpai. Jika hal ini bisa kita miliki, seperti apa yang dikatakan Rendra dalam Makna Sebuah Titipan – maka kita pun akan faham bahwa;“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”.

Alangkah indahnya hidup ini.

Oleh : Faizunal Abdillah


Minggu, 21 Agustus 2011

jin menikah dengan manusia


Ini kisah nyata dialami seorang manusia. Tentu penulis tidak akan menyebutkan namanya (rahasia perusahaan dong!). Sebutlah namanya Ahmad. Ia seorang yang istimewa. Mudah keluar air matanya bila mengingat Allah dan merasakan hal-hal yang menyentuh hatinya, sering basah matanya dalam shalatnya, sudah tidak mencintai dunia (uang, materi dan selera). Bila pun punya uang, selalu bukan buat dirinya, tapi untuk orang lain yang lebih memerlukannnya. Hatinya bersih. Kuat tidak tidur dan tidak makan berhari-hari. Tidak takut oleh manusia, siapapun, bila menyangkut kebenaran yang ia bela. Ia orang yang tauhidnya terjaga dan sangat dekat dengan Allah SWT melebihi kaum Muslimin umumnya. Ia seorang mukasyafah sehingga biasa berdialog dengan ruh mursyidnya yang sudah meninggal. Tentu, kemampuannya luar biasa. Ia orang yang sudah sangat spiritual. Dalam cerita ini, semua nama yang saya sebutkan, bukan nama aslinya.

Ahmad sahabat saya ini, sudah hampir setahun, sejak mengalami kasyaf (tersibaknya alam ruhani atau tabir spiritual) biasa berdialog dengan gurunya bernama Syekh Habib Syarwani, yang sudah wafat 10 tahun yang lalu. Syekh Habib semasa hidupnya adalah seorang ulama hikmah, dikenal sebagai guru spiritual, seorang mukasyafah, seorang penasehat agama dan kebenaran yang terpercaya. Syekh Habib dipercaya sebagai wali dengan kehebatan karomah-keromahnya. Ia tidak mau meramal-ramal seperti dukun atau ahli hikmah lainnya. Tauhidnya lurus kepada Allah SWT. Semua kalangan dari orang biasa hingga orang-orang pentingnya mengakuinya sebagai guru, penasehat yang tajam, lurus dan menyentuh. Syekh Habib memiliki ilmu hikmah yang luar biasa.

Sejak Ahmad menjadi kasyaf, ruh gurunya terus membimbing hidupnya secara ruhani. Menurut Ahmad, suatu malam, ruh gurunya didampingi beberapa muridnya di alam sana, menawarinya sesuatu: “Ahmad, ini ada Jin Muslim diantara kita, namanya Syekh Maulawi. Ia berumur 400 tahun. Ia mempunyai putri namanya Fatimah, umurnya 200 tahun. Fatimah masih gadis. Syekh Maulawi tertarik padamu, pada keshalehanmu dan kekuatanmu dalam memeluk agama. Kami semua disini menawarkan padamu untuk menikahi Fatimah binti Maulawi. Bagaimana pendapatmu? Silahkan fikirkan dan pertimbangkan.”

Tentu Ahmad kaget luar biasa. “Menikah dengan jin?” Tidak pernah terbayang sedikitpun sebagai murid Syekh Habib Syarwani kemudian akan dinikahkan dengan jin. Ini sangat mengagetkan dan sama sekali baru mengalami tawaran seperti ini. Mendengar pun, pernikahan antar manusia dan jin, belum pernah. Mau menolak, ia sangat takzim pada Syekh sebagai gurunya lahir batin sejak hidupnya. Menyatakan mau juga tidak terbayang bagaimana jadinya dan nantinya. Dalam kebingungannya, ia mendesah:
“Menurut Syekh bagaimana?”
“Ini hanya tawaran. Bersedia syukur, tidak pun tidak apa-apa.”
“Menurut Islam bagaimana? Saya kan manusia.” Tanya Ahmad lagi ingin tahu bagaimana dari sudut hukum agama.
“Tidak ada larangan.” Jawab gurunya kalem.

Pikiran Ahmad masih terus diliputi kebingungan. Selama berbulan-bulan sejak ia bisa berdialog dengan gurunya tersebut secara ruhani, Ahmad sudah terbiasa melihat jin. Oleh jin-jin kafir yang buruk rupa, yang wajahnya semrawut, tidak beraturan, sering sekali menggoda perjalanannya agar niatnya menemui dan berguru kepada Syekh Syarwani mundur, batal dan tidak jadi. Ini adalah ujian beratnya. Ia harus mengalahkan godaan-godaan makhlus halus itu. Awalnya, kaget luar biasa dan sangat takut ketika ia mampu melihat sosok jin-jin itu. Ada yang menertawakan perjalannya sambil bergelantungan di sebuah pohon di tengah malam, ada yang menghalangi jalan kakinya, ada yang menumpangi motor yang dikendarainya di jok belakang, ada yang menebarkan bau busuk, ada yang menyerupai wanita cantik dan telanjang bulat mengajaknya bersetubuh, ada yang menirukan suara ibunya atau istrinya memanggil-manggilnya ketika sedang berjalan. Semua itu terjadi antara jam 11.30 malam hingga jam 04.00 subuh ketika ia sering berjalan kaki ke sebuah tempat pertemuan dengan gurunya.

Lama-kelamaan matanya jadi biasa dan tidak kaget melihat jin-jin penggoda itu. Mereka selalu muncul setiap malam di tengah perjalanan ketika Ahmad menemui gurunya di tempat tersebut. Mereka menggoda dan menakut-nakutinya. Oleh keyakinannya kepada Allah, Ahmad tidak takut bahkan semakin berani mengusirnya dan bahkan sering menantangnya untuk tarung karena kesal. Kebanyakan jin-jin penggoda itu kabur, mangpret, ngacir ketakutan setelah dibacakan ayat-ayat Qur’an seperti ayat kursi. Tetapi, bukan hanya jin kafir yang buruk-buruk rupa itu yang dia lihat. Sering juga jin-jin Muslim menyapanya. Mereka ini sosoknya lain. Tubuhnya ada yang wangi, bersih, tampan dan cantik, tapi ukurannya tinggi-tinggi dan besar-besar. Umurnya ratusan tahun. Ada yang sedang memegang tasbih berdzikir kepada Allah, ada yang sedang khusyu beribadah dan sebagainya. Melihat mereka, Ahmad sudah biasa. Tetapi, ditawari menikahi dengan jin yang berbeda jasad, beda dunia, beda alam, sama sekali tidak terbayangkan olehnya.

Akhirnya bakti dan hormat pada gurunya mengalahkan keraguan dirinya. Bagi Ahmad, Syekh Habib Syawani di alam ruh, atas izin Allah, masih mengajarkan ilmu dan telah membukakan kasyafnya, yang membuatnya bisa melihat dan berdialog langsung dengannya. Ahmad akhirnya menyatakan siap dengan hati bulat, ikhlas dan pasrah. Singkat cerita, proses pernikahan pun dilangsungkan. Disaksikan gurunya dan ruh-ruh yang hadir, dengan suasana sangat khidmat, Ahmad dinikahkan dengan Fatimah binti Maulawi, seorang gadis jin Muslimah, berumur 200 tahun. Mas kawinnya, cukup hanya membaca surat Al-Fatihah. Mertuanya bernama Syekh Maulawi adalah jin yang sangat dihormati di kalangan jin Muslim di alamnya. Resmilah mereka sebagai pasangan suami istri.

Bagaimana gambaran dan kesan Ahmad tentang Fatimah, istrinya di alam jin itu? Ia menceritakannya kepada saya. “Ia memakai kerudung dan masya Allah cantiknya luar biasa. Tubuhnya harum. Tingginya sekitar 4 meter. Setelah nikah, saya memangilnya ummi, dia memanggil abi. Sikapnya tawadhu luar biasa kepada suami, bahasanya santun, sifatnya halus dan kecantikannya belum pernah saya lihat pada manusia. Saya belum pernah melihat wajah secantik itu.” (Subhaanallah!!)

Beberapa hari dari itu, Ahmad bercerita tentang bulan madunya. Walaupun tinggi Fatimah sekitar 4 meter, tapi ketika berfungsi sebagai istri dan menemui suaminya, ia merubah ukurannya menjadi ukuran manusia biasa, normal. Suatu saat, Ahmad memulai ceritanya, ia diajak Fatimah berjalan-jalan, berkeliling ke alamnya. Alam jin tidak jauh berbeda dengan alam manusia. Ada pengajian, ada sekolah, kampus, masjid dan bangunan-bangunan lain. Sama dengan manusia, mereka memiliki peradaban. Tapi, itu peradaban jin. Bedanya, bentuknya aneh-aneh, berbeda dengan di alam manusia. Ahmad sangat sadar alias bukan mimpi. Selama berkeliling, perasaannya dipenuhi aneh dan aneh, takjub dan takjub, heran dan heran atas apa yang dialaminya di alam yang berbeda. Akhirnya ia tiba di sebuah rumah, tentu rumahnya Fatimah. Tinggi, luas, bentuknya aneh, tidak seperti rumah yang ada di alam manusia. Kamar Fatimah harum dan bersih. “Barang-barang” tertata rapih. Di atas tempat tidur, mereka ngobrol dan bercumbu. Selain sangat cantik, tubuh Fatimah tercium harum dan bercahaya. Maklum ia jin yang taat ibadah. Singkatnya, aneh juga, Ahmad merasakan kepuasan persis seperti dengan manusia, bahkan lebih. Kata Ahmad, Fatimah tidak akan pernah hamil. Persenggamaan jin dan manusia tidak akan mengasilkan kehamilan, karena perbedaan zat makhluk. Manusia fisik, jin non fisik alias makhluk ghaib.

Sejak itu, kata Ahmad, Fatimah selalu datang dimana Ahmad memerlukannya. Ngobrol berdua dengan penuh santun dan ketika sebagai istri yang shaleh, sun tangan, menunduk dan tidak pernah bersuara keras. Saling mengingatkan beribadah kepada Allah. Saling menasehati untuk sabar dalam menghadapi masalah masing-masing. Tidak ada suasana sedikit pun dari Fatimah mendominasi Ahmad dari istri aslinya yang manusia, yaitu istri pertamanya. Bahkan, dalam banyak kesempatan, Fatimah selalu mendorong Ahmad untuk harmonis dengan istrinya dan anak-anaknya, menyayangi dan memperhatikan keluarga. Kehadiran Fatimah, tidak sedikitpun menggangu keberadaan keluarga Ahmad karena tidak ada nafkah yang harus dikeluarkan, tidak ada waktu yang terambil. Nafkahnya paling do’a. Perhatiannya bukan bentuk fisik, tapi ruhani. Kemana Ahmad pergi, Fatimah bisa dipanggil dan datang, atau ia yang datang sendiri. Makanan Fatimah sebagai jin Muslim dan makhluk adalah saripati-saripati makanan. Pernikahan itu kini sudah berumur dua tahun lebih. Hingga sekarang tetap saja rukun dan damai. Ahmad merasa sangat bahagia, demikian juga Fatimah. Kepada istri pertamanya, Ahmad tidak pernah menceritakan peristiwa poligaminya ini karena tidak perlu dan tidak akan dimengertinya. Toh keluarga tidak terganggu sedikitpun. Ahmad dan Fatimah hingga saat ini, keduanya adalah murid Syekh Habib yang sampai sekarang sering hadir dalam pengajian yang berisi nasehat-nasehat gurunya tersebut, tentu pengajian secara ruhani, yang orang awam seperti kita tidak bisa melakukannya.

Penutup
Demikianlah, menikah dengan jin bisa terjadi, tapi bukan syari’at dan tidak dianjurkan oleh agama. Tidak perlu dicontoh, apalagi menikahnya dengan tujuan-tujuan sesat seperti dilakukan sebagian orang yang menginginkan kekayaan, kesaktian, kekebalan dll. Ahmad maupun Fatimah dalam peristiwa di atas, keduanya tidak menginginkan, merencanakan dan membayangkannya sama sekali. Ahmad bersedia karena ditawari gurunya, Fatimah karena tawaran Bapaknya, Syekh Habib Maulawi. Pernikahan mereka dilandasi agama dan tauhid kepada Allah SWT. Tidak ada kemusyrikan didalamnya, tidak atas dasar lain-lain. Itu takdir saja dari Allah SWT. Tanpa izin-Nya, segala sesuatu tidak akan terjadi

sumber : pusat wawasan kita

surah al-jinn


surah al jin adalah surat ke 72 dalam al qur'an, surahn ini tergolong surah makkiyah karenah diturunkan di mekkah dan terdiri atas 28 ayat, dinamakan al jin yang berarti jin, diambil dari kata jinn dari ayat pertaman, surah al jinn menerangkan / menjelaskan jin sebagai mahlik halus telah mendengar baca'an al qur'an dan mereka mengikuti ajaran al qur'an    

سورة الجن – سورة ٧٢ – عدد آياتها ٢٨
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (١)يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (٢)وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلا وَلَدًا (٣)وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطًا (٤)وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (٥)وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا (٦)وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا (٧)وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا (٨)وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا (٩)وَأَنَّا لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا (١٠)وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا (١١)وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعجِزَ اللَّهَ فِي الأرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا (١٢)وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلا يَخَافُ بَخْسًا وَلا رَهَقًا (١٣)وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا (١٤)وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (١٥)وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (١٦)لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا (١٧)وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (١٨)وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (١٩)قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (٢٠)قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا (٢١)قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (٢٢)إِلا بَلاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (٢٣)حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا (٢٤)قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا (٢٥)عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (٢٦)إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (٢٧)لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا (٢٨)
1. Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (QS. 72:1)
2. (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami, (QS. 72:2)
3. dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Rabb kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. (QS. 72:3)
4. Dan bahwasanya, orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah 1523, (QS. 72:4)
5. dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah. (QS. 72:5)
6. Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan 1524 kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)
7. Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul) pun, (QS. 72:7)
8. dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, (QS. 72:8)
9. dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang 1525 barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (QS. 72:9)
10. Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. (QS. 72:10)
11. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)
12. Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada)Nya dengan lari. (QS. 72:12)
13. Dan sesungguhnya kami tatkala mendengarkan petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. 72:13)
14. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. 72:14)
15. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. (QS. 72:15)
16. Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak). (QS. 72:16)
17. Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Rabbnya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (QS. 72:17)
18. Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS. 72:18)
19. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya. (QS. 72:19)
20. Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”. (QS. 72:20)
21. Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfa’atan”. (QS. 72:21)
22. Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya”. (QS. 72:22)
23. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. (QS. 72:23)
24. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya. (QS. 72:24)
25. Katakanlah: “Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Rabbku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu, masa yang panjang?” (QS. 72:25)
26. (Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (QS. 72:26)
27. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)
28. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Rabbnya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu-persatu. (QS. 72:28)

sumber : surah al jinn


Rabu, 17 Agustus 2011

fidyah

Ada sebagian orang yang diwajibkan membayar fidyah yaitu orang yang sudah tua namun tidak bisa melaksanakan amalan beribada dibulan ramadan yaitu berpuasa. tentang hal ini disebutka dalam firman allah yang berbunyi

Firman Allah
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ 
"dan wajib bagi orang orang yang berat menjalankannya (jka mereka tidak berpuasa) yaitu memberi makan seorang miskin"


Ibnu Abbas mengatakan
هُوَ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لاَ يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا ، فَلْيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينً
“(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.” (HR. Bukhari no. 4505). Haruskah fidyah ini dengan makanan dan tidak boleh diganti uang?


فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
“Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.”

Syaikhuna, Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhohullah ketika ditanya mengenai bolehkah fidyah dengan uang, beliau menjawab, “Mengeluarkan fidyah tidak bisa digantikan dengan uang sebagaimana yang penanya sebutkan. Fidyah hanya boleh dengan menyerahkan makanan yang menjadi makanan pokok di daerah tersebut. Kadarnya adalah setengah sho’ dari makanan pokok yang ada yang dikeluarkan bagi setiap hari yang ditinggalkan. Setengah sho’ kira-kira 1½ kg. Jadi, tetap harus menyerahkan berupa makanan sebagaimana ukuran yang kami sebut. Sehingga sama sekali tidak boleh dengan uang. Karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Membayar fidyah dengan memberi makan pada orang miskin.” Dalam ayat ini sangat jelas memerintah dengan makanan.” (Al Muntaqo min Fatawa Syaikh Sholih Al Fauzan, 3/140. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 66886)


kesimpulan : fidyah diperbolehkan hanya kepada orang yang sangat tua dan tidak mampu melakukan amalan dibulan  ramadhan (puasa) diperbolehkan, orang yang sudah tua dan keadaan ekonomi tidak mendukung menurut kami tidak diwajibkan tidak puasa dan tidak membayar fidyah (pengganti puasa)



semoga postingan kami yang sangat sederhana 
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun tamu yang berkunjung 
ke blog kami yang bersumber dari : rumaysho.com




terimah kasih